YOGHURTIME, A SOCIAL PROJECT FOR KEDITAN CENTRAL JAVA.
Satu bulan yang menyisakan rindu, dinginnya desa di lereng gunung Merbabu, Keditan. Berawal dari gemesnya kami karena susu segar yang melimpah hanya di jual Rp 5,000 atau bahkan dibagikan cuma-cuma, jadilah YOGHURTIMEdengan tagline “It’s time to be healthy”ini. Prinsip mereka dijual mentah aja tetap laku ngga usah repot-repot, bener sih tapi sampai kapan, itupun kadang dibuang beratus liter karena basi. Mungkin juga dengan latar belakang pendidikan yang rata-rata adalah lulusan SMP yang jadi halangannya.
Di kutip dari TRIBUNJOGJA.COM- Sebagai seorang yang berilmu, mahasiswa hendaknya membagikan ilmu pengetahuan yang dia dapat ke masyarakat luas agar bermanfaat. Sebagai bentuk pengabdian masyarakat, jadilah tim YOGHURTIME ini memperkenalkan cara pembuatan yoghurt yang beranggotakan Fatma kurniawati Koto, Puja Latifah Hadina, Rima Ulfa Wildyana, mahasiswa Akutansi UII.
Untuk membuat Yogurt itu sendiri, awalnya susu dipanaskan sampai 80 derajat celcius. Dalam pemanasan tersebut, susu harus diaduk terus. Pemanasan tersebut hendaknya juga jangan sampai terlalu mendidih. Setelah itu, susu didinginkan hingga mencapai suhu 30 derajat celcius. Kemudian, susu dicampurkan dengan biang yogurt. Proses pun berlanjut pada proses inkubasi untuk aktivasi bakteri pada suhu kamar selama 7- 12 jam. Jika sudah, masukan ke kulkas agar tahan lama, dan baru setelah itu yogurt siap disajikan.
Pengabdian masyarakat yang kami lakukan selama sebulan harapannyamenyelesaikan masalah sosial yang ada di masyarakat, menimbulkan ide yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat. Tapi sebelumnya kami mengikuti pelatihan dari pakar yogurt agar pada proses pembuatannya tidak menyebabkan hal-hal yang justru membahayakan secara kami bukan anak gizi. Dengan bekal memberikan pelatihan, berulang kali, sampai mendesign package yang menarik mereka berhasil melanjutkan produk ini sampai sekarang (2018). Dan lagi, mereka sudah punya pabrik sendiri nih dengan biaya bantuan dinas dan penjualannya pun bombastis meskipun masih dalam skala antar provinsi. Ikut berbahagiaaa :’)
Udah gitu aja ya, nggak pandai berkata-kata, tapi sesungguhnya artikel ini dilansir (baku banget hahaha) based on these following links: Check this out!
Pengabdian masyarakat yang kami lakukan selama sebulan harapannyamenyelesaikan masalah sosial yang ada di masyarakat, menimbulkan ide yang menekankan pada pemberdayaan masyarakat. Tapi sebelumnya kami mengikuti pelatihan dari pakar yogurt agar pada proses pembuatannya tidak menyebabkan hal-hal yang justru membahayakan secara kami bukan anak gizi. Dengan bekal memberikan pelatihan, berulang kali, sampai mendesign package yang menarik mereka berhasil melanjutkan produk ini sampai sekarang (2018). Dan lagi, mereka sudah punya pabrik sendiri nih dengan biaya bantuan dinas dan penjualannya pun bombastis meskipun masih dalam skala antar provinsi. Ikut berbahagiaaa :’)
Udah gitu aja ya, nggak pandai berkata-kata, tapi sesungguhnya artikel ini dilansir (baku banget hahaha) based on these following links: Check this out!
- http://jogja.tribunnews.com/2016/09/07/mahasiswa-uii-angkat-produk-susu-segar-jadi-yoghurt
- https://fecon.uii.ac.id/2016/09/kembangkan-produk-yoghurtime-dari-susu-sapi-desa-keditan-magelang/
1 comments
maniss kk nya,,, semanis yogurth ,,, ^^
ReplyDelete